
KONTENISLAM.COM - Pemerintah Rusia mengatakan pihaknya menyambut baik upaya dari negara manapun yang ditujukan untuk menemukan "solusi damai" untuk perang Ukraina. Hal ini disampaikan setelah Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan proposal perdamaian terkait perang Rusia dan Ukraina.
"Kami menyambut baik upaya negara mana pun yang bertujuan mencari solusi damai untuk konflik ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko kepada kantor berita Rusia, TASS, seperti diberitakan Anadolu Agency, Selasa (6/6/2023).
"Sejauh yang saya tahu, kami tidak memiliki informasi resmi mengenai hal ini, tetapi kami mendengarnya dari laporan media," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam acara Dialog Shangri-La di Singapura, Prabowo mengusulkan 5 saran terkait perang Rusia-Ukraina, salah satunya adalah referendum di wilayah-wilayah sengketa.
"Karena itu saya ingin mengambil kesempatan ini untuk merekomendasikan bagi saudara-saudara kita di Ukraina dan di Rusia untuk secepat mungkin menghentikan permusuhan," kata Prabowo di acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, seperti dalam keterangan resminya, Sabtu (3/6/2023).
Kelima saran itu yakni pertama, gencatan senjata. Kedua, saling mundur masing-masing 15 kilometer ke baris baru (belakang) dari posisi depan masing-masing negara saat ini.
Ketiga, membentuk pasukan pemantau dan menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara itu. Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia.
Kelima, PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.
"Setidaknya, mari kita coba ajukan beberapa rekomendasi konkret sehingga pertemuan seperti Dialog Shangri-La akan memiliki substansi dan makna yang lebih," kata Prabowo.
Prabowo menyebut langkah-langkah tersebut terbilang efektif dalam sejarah. Sebagai contoh yang pernah terjadi di Korea.
"Meskipun saya sepakat bahwa resolusi masih harus dicapai di Korea," ucap Prabowo.
"Namun, yang mendesak adalah penghentian permusuhan segera untuk melindungi penduduk sipil tak berdosa di wilayah konflik," tegasnya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Oleksii Reznikov dengan tegas menolak saran Prabowo tersebut.
"Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," katanya. "Kami tidak butuh mediator ini datang kepada kami [dengan] rencana aneh ini," ujarnya seperti diberitakan The Kyiv Post dan AFP, Senin (5/6/2023). [detik]