
KONTENISLAM.COM - Membicarakan anak muda sama saja membahas tentang nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Potensi dan kreativitas anak muda menjadi tumpuan harapan bagi pencapaian cita-cita para pendiri Republik ini, yakni menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Mengacu Undang-Undang Nomor Tahun 2009 tentang Kepemudaan, definisi pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 tahun sampai 30 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.
Potensi pemuda Indonesia tak perlu diragukan. Jumlah mereka hampir seperempat dari total penduduk Indonesia. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,77 juta jiwa pada 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 67,11 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori pemuda. Rinciannya, usia 25-29 tahun sebanyak 22,46 juta, usia 20-24 tahun ada 22,49 juta, dan usia 15-19 tahun sebanyak 22,16 juta.
Tak bisa dipungkiri, keberadaan pemuda bagaikan dua sisi mata uang. Pemuda memiliki banyak energi untuk mendorong kemajuan pembangunan Indonesia. Tapi di sisi yang lain, pemuda juga bisa menjadi beban negara dan masyarakat apabila potensinya tidak teraktualisasi dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Pemuda yang bekerja dan produktif akan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Sebaliknya, jika menganggur, pemuda akan menjadi beban keluarga dan negara.
Besarnya potensi anak muda ini menjadi concern Anies Baswedan, bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada Pilpres 2024. Mereka didekati dan dirangkul dalam satu kegiatan ‘Ngobrol Bareng Anak Muda’ di Roemah Kentang, Kota Bandung, pada Sabtu, 5 Agustus 2023. Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga hadir sebagai pembicara. Keduanya bergantian memberikan pemaparan.
Dalam paparannya, Anies menilai bahwa peran anak muda begitu penting dalam membuat perubahan di masa depan ke arah yang lebih baik. “Yang tidak berubah dari Bandung adalah anak muda kreatif yang terus mensuplai kreativitas, kalau pemerintah bekerja sama dengan anak muda, maka akan banyak kebaruan,” kata Anies seperti dikutip KBA News dari YouTube Agus Yudhoyono.
Dia menyampaikan anak muda tidak menawarkan masa lalu, tapi menawarkan masa depan. Karena itu mari bicara Indonesia ke depan. Itu adalah waktu memilih generasi baru. Anies menuturkan generasi baru mempunyai keberanian untuk berpikir berbeda. Sesuatu yang tidak terpikirkan oleh generasi sebelumnya.
Anies memberikan contoh seperti catwalk di zebra cross di Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
“Puluhan tahun kita lewati di zebra cross, kenapa bisa terjadi? karena anak muda selalu melihat dengan perspektif yang baru dan anak muda itu berani-berani itu dua kemungkinan memang bernyali atau tidak tahu risiko ya kan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakata ini.
Anak muda memiliki banyak terobosan sehingga harus diberikan ruang karena kebaruannya bisa membuat Indonesia mendapatkan terobosan-terobosan yang berdampak luas untuk Republik ini.
“Pemerintah bukan saja menyusun kebijakan tapi pemerintah bagi ruang, bagi partisipasi anak-anak muda dengan begitu maka anak-anak muda ikut mewarnai perjalanan bangsa ke depan,” jelas suami Fery Farhati ini.
Pemerintah, kata Anies, punya kewenangan dan uang tapi tidak kreativitas maupun kreasi.
“Kita undang anak-anak muda partisipasi apa yang terjadi muncul ide, gagasan dan terobosan yang bagi kami di pemerintahan agar terpikirkan. Lalu diakomodasi, diadopsi dan jadi terobosan yang dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Jakarta, Insya Allah,” jelasnya.
Pendiri Indonesia Mengajar ini berharap ke depan bisa berkolaborasi dengan anak muda di Indonesia.
“Kalau pemerintah kerja sama dengan anak-anak muda. Maka akan banyak kebaruan terus-menerus,” katanya.
Sumber: kba