Melampaui Mimpi Anies Baswedan
KONTENISLAM.COM - Selangkah lagi bisa jadi Anies Rasyid Baswedan benar-benar akan menjadi orang nomor satu di Indonesia. Jika ini benar maka apa yang diimpikan Anies dalam meraih mimpinya itu bukan hanya sekadar mimpi tapi mimpi yang telah melampui menjadi kenyataan.
Dalam kicauannya di Twitter sebelas tahun lalu, tepatnya pada 23 Juni 2012, Anies sependapat bahwa setiap orang perlu meraih impiannya. “Tetapi melampui mimpi itu jauh lebih baik.”
Sejalan dengan itu, kita selayaknya tidak ingin hanya bermimpi tentang cita-cita atau segala yang indah, atau sekadar urun rembug lewat kata (baik bicara maupun menulis) dalam menyikapi masalah yang ada. Tetapi semestinya kita bertindak secara nyata, ikut menyelesaikan masalah yang ada-menjangkau lebih daripada sekadar yang kita impikan. Ya, itu tadi; turun tangan menyelesaikannya secara bergandengan, secara gotong royong. Mulai soal korupsi, masalah pendidikan, partai politik, hinga perkara kekerasan atas nama agama, dan banyak lainnya.
Twitter Anies itu pun, ditanggapi Syafiq Basri yang saat itu sedang mempersiapkan sebua buku dengan judul “Melampui Mimpi Anies Baswedan” @TWITTERLAND, Syafiq Basri, 2014.
Dimata Syafiq Basri, Anies adalah sosok yang menarik. Dia gemar turun tangan, sekaligus juga senang mengajak orang lain ikut memikul masalah bersama untuk kemudian mencari penyelesainnya bersama-sama pula. Dia tak ingin kita hanya menjadi tukang cela, jago protes, yang hanya pandai berteriak atau memaki tanpa berbuat apa-apa.
Anies tak mau kita hanya koar-koar, mencela atau mengutuk. Menurutnya, lebih baik produktif bila kita menyalakan lilin, meski tampaknya kecil, ketimbang mengutuk kegelapan.
Akibat pemikiran Anies itu banyak orang yang kemudian tertarik, tercerahkan dan tergugah olehnya. Orang banyak pun kemudian menjadikannya contoh keteladanan yang unik. Lalu berbondong-bondong mengikuti jejaknya. Dia berhasil memotivasi banyak orang. Menggerakkan. Anies menjadi semacam “lokomotif” bagi aktivitas-aktivitas yang berguna orang banyak, bagi anak-anak bangsa.
Di antara pelbagai langkah nyata Anies yang unik, “orisinal”, dan bermanfaat bagi (dan sangat digemari) masyarakat luas, sebagaimana banyak dari kita yang sudah tahu, adalah beberapa gerakan seperti Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, dan Kelas Inspirasi. Di level kampus, langkah Anies yang bergaung luas adalah program Pramadina Fellowship bagi lulusan SLTA berprestasi, dan Paramadina Social Responsibility bagi lulusan SLTA di sekitar Kampus Paramadina di Jalan Gatot Subroto. Selain itu, Anies dan kawan-kawannya juga mencanangkan Program Dual-Transkrip (transkrip nilai akdemis dan transkrip record kegiatan) bagi mahasiswa Paramadina, dan penerapan mata kuliah Antikorupsi sebagai Mata Kuliah Wajib di Universitas Paramadina, yang kemudian diadopsi beberapa perguruan tinggi lain.
Tentu bukan hanya itu, ide-ide, gerakan, dan langkah nyata Anies dalam ragam kegiatan lain masih banyak-dan rata-rata disukai banyka kalangan, mulai dari mahasiswa, akdemisi, wartawan, politisi, budayawan, hingga para pengusaha. Sehingga Anies pun tak luput jadi perbincangan di sana-sini-bahkan jauh sebelum dia menjadi moderator debat calon Presiden tahun 2009, ataupun ketika dia menjadi Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Februari 2013.
Pelbagai seminar yang dihadiri Anies selalu dipadati publik; temu wicaranya di televisi menyedot banyak pemirsa. Dia juga menjadi media darling setiap kali bicara. Nyaris tak ada media yang tidak tertarik memuat atau menyiarkannya. Baik media di dalam negeri maupun media internasional.
Belakangan, ketika sosial media makin ramai dipakai orang Indonesia, ratusan ribu orang juga mengikuti Anies. Di Twitter sendiri, Anies diikuti oleh pengikut (follower)-nya sampai ratusan ribu hanya dalam waktu sekian jam.
Anies sendiri juga bukan orang yang senang dipuji, apalagi dijilat oleh bawahannya. Sebagaimana dikatakan Wakil Ketua MPR RI, Lukman H. Saifuddin dalam sebuah kicauan 10 Oktober 2013 berikut ini:
Dipuja tak jumawa, dicerca tak nestapa”@aniesbaswedan: saat ketulusan jadi landasan bertindak. Dipuji tak terbang, dikritik tak tumbang.”
Sebelum memulai karir politiknya, Anies sudah dijuluki sebagai calon pemimpin masa depan. Foresight bulanan Jepang yang bereputasi baik pada tahun 2010 mencantumkan Anies sebagai salah satu dari 20 orang yang kemungkinan besar akan mengubah dunia dalam dua dekade mendatang, sedangkan pada saat itu Anies baru menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina.
Prestasi Anies di panggung global merupakan catatan referensi pengamat politik. Sebelumnya, pada 2008, majalah Foreign Policy AS memilih Anies di antara “100 Cendekiawan Dunia” bersama Al Gore, Lee Kuan Yew, Thomas Friedman, dan peraih Nobel Muhammad Yunus.
Kini, Anies Baswedan bersama Muhaimin Iskandar menjadi pasangan Calon presiden dan Calon wakil presiden ikut bertarung dalam Pemilihan Presiden 2024 yang akan digelar lima bulan lagi.
Pengasuh Pondok Pesantren Salafi Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH. Yusuf Chudlori atau biasa disapa Gus Yusuf mengatakan, disini sudah jelas ada Cawapresnya dari kader NU tulen. Maka Bismillah, AMIN (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar) akan memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
Sumber: kba