Ketua MUI KH Cholil Nafis Sentil Pemimpin yang Mulai Mainkan Politik Dinasti, Tebak Siapa?
Daftar Isi

[KONTENISLAM.COM] Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah KH Cholil Nafis mewanti-wanti agar capres di Pilpres 2024 mendatang tidak mengangkat isu-isu keagamaan.
Menurut KH Cholil Nafis, isu-isu keagamaan bila ditarik ke ranah politik sangat rawan dengan perpecahan.
"Saya melihatnya Pilpres 2024 tak perlu mengangkat isu-isu keagamaan, tapi adu program dan integritas," kata KH Cholil Nafis dikutip dari akun X, Rabu 11 Oktober 2023.
Kyai Cholil juga menuturkan, sebaiknya 3 capres dan cawapres tidak resisten soal isu-isu keagamaan.
Ia menyarankan, para kandidat lebih mengutamakan adu program-program yang pro terhadap rakyat kecil.
"Adu program dan integritas, dan dari 3 calon dan nanti wakilnya tdk ada yg resisten keagamaan dan baiknya bisa dilihat dari rekam jejaknya," tuturnya.
Selain itu, Kyai Cholil juga menyoroti politik dinasti yang kerap dimainkan oleh para penguasa.
Politik dinasti itu, kata dia, cenderung melanjutkan setafet kepemimpinannya kepada anaknya.
Sayangnya, Kyai Cholil tidak membeberkan sosok pemimpin yang kerap memainkan politik dinasti tersebut.
"Setiap periode selalu ada kecenderungan penguasa melanjutkan kekuasaannya kepada anaknya," tuturnya.
"Padahal era reformasi sudah melahirkan para aktivis dan pejuang tapi sepertinya kalah dengan garis keturunan dan otak atik kekuasaan," tambahnya lagi.
Sindir Dinasti Jokowi, Rizal Ramli: Tidak Pernah Berjuang, Tapi Ketika Berkuasa Merusak Demokrasi!
Politik dinasti Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik. Terlebih setelah Jokowi diyakini telah memberi restu kepada anak bungsunya, Kaesang Pangarep untuk maju menjadi calon Walikota Depok.
Padahal sejarah sudah mencatat bahwa Jokowi adalah presiden pertama anak dan menantunya menjadi walikota di saat bersamaan.
“Nggak tahu malu,” begitu tokoh senior, DR. Rizal Ramli menanggapi dinasti yang tengah dirajut Jokowi, lewat akun Twitter pribadinya, Senin pagi (3/7).
Menurut Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, apa yang dipertontonkan keluarga Jokowi akan merusak demokrasi.
Sebab, Jokowi sebagai pemimpin negeri justru memberi contoh bagaimana dinasti dibentuk oleh penguasa.
“Tidak pernah berjuang untuk demokrasi, tetapi ketika berkuasa merusak demokrasi dan membangun dinasti bisnis-politik,” sambungnya.
Diingatkan Rizal Ramli, banyak raja nusantara yang telah berkorban dalam membentuk republik.
Mereka menanggalkan dinasti kekuasaan yang dimiliki demi untuk melebur dalam NKRI.
Jokowi seolah menjadi antitesa perjuangan raja-raja nusantara itu. Sebab, mantan walikota Solo itu justru tengah berpikir ke belakang dengan menyiapkan kerajaannya sendiri.
“Padahal dulu raja-raja berkorban untuk membentuk republik. Eh, ndak tahu diri, malah mau bikin kerajaan! Norak,” demikian Rizal Ramli. [PojokSatu]