Mari Mengenal Kota Gaza, Tempat Kakek Rasulullah SAW Dimakamkan, Dikenal dengan Nama "Gaza Hasyim"
Daftar Isi
[KONTENISLAM.COM] *Diterjemahkan oleh al-Faqiir Abu Musa al-Fadaniy S.Kom., M.MT
(Mahasiswa S1 LIPIA Jakarta & Mahasiswa S3 ITS Surabaya)
مَدِينَةُ غَزَّةُ
"Kota Gaza"
Kota Kan'aan Arab, salah satu kota tertua di dunia, didirikan oleh orang-orang Kan'aan sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi dan mereka menamainya Gaza. Orang Mesir kuno menyebutnya 'Ghazzat' dan orang Persia menyebutnya 'Hazatu',
Adapun orang-orang Arab menamainya 'Gaza Hasyim' sebagai penghormatan kepada 'Hasyim bin Abdil Manaf', kakek dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- yang dimakamkan di sana, dan di masjid yang sekarang ini mengambil namanya.
Gaza adalah kota kuno yang dibangun di atas bukit yang meninggi 45 meter dari permukaan laut. Kota ini dikelilingi oleh tembok besar yang memiliki beberapa pintu dari keempat sisi-sisinya.
Dan kota Gaza, dengan lokasi geografisnya, merupakan penghubung antara Mesir dan Syam, sehingga ia adalah gerbang Asia Selatan dan pintu masuk Afrika ke Asia.
Dan kota Gaza merupakan titik kunci dalam transportasi dan stasiun bagi karavan dagang yang memberinya posisi komersial dan menjadikannya lokasi strategis dan militer.
Kota Gaza telah banyak mengalami konflik dan perang yang terjadi antara orang Mesir kuno, Asyur, Babel, Yunani, dan Romawi.
Kota Gaza adalah ibu kota dari wilayah hukum yang dikenal sebagai 'Distrik Gaza'. Distrik Gaza dibatasi oleh Laut Tengah di sebelah barat, distrik Hebron dan Beersheba di sebelah timur, distrik Ramla di sebelah utara, dan Semenanjung Sinai di sebelah selatan.
Sebelum tragedi Nakba (pengusiran orang Palestina oleh Israel), distrik Gaza mencakup tiga kota: Gaza, Al-Majdal, Khan Yunis, dan (54) desa. Zionis merebut kota Al-Majdal dan (45) desa setelah Nakba tahun 1948, dan yang tersisa dari distrik Gaza hanyalah sebuah pita pantai sempit dengan panjang 40 km dan lebar yang berkisar antara 5-8 km, yang mencakup, selain kota Gaza dan Khan Yunis, (9) desa yaitu: Jabalia, An-Nazla, Beit Hanoun, Beit Lahia, Deir al-Balah, Bani Suhaila, Absan 'besar dan kecil', Khuza'a, dan Rafah, serta termasuk delapan kamp pengungsi.
Dan luas wilayah distrik Gaza sebelum Nakba mencapai 1.111,5 km² dan jumlah penduduknya pada tahun 1922 adalah 69.412 orang dan pada tahun 1945 diperkirakan 137.180 orang. Adapun luas Jalur Gaza, itu mencapai sekitar 365 km², dan jumlah penduduknya menurut perkiraan tahun 1997 adalah sekitar 1.020.813 orang, di antaranya 746.050 adalah pengungsi menurut statistik UNRWA tahun 1997. Sedangkan luas kota Gaza menurut tahun 1945 adalah 160.744 dunam, dan jumlah penduduk kota Gaza pada tahun 1922 adalah 17.436 orang dan pada tahun 1945 diperkirakan 34.170 orang dan pada tahun 1967 mereka mencapai 78.793 orang termasuk penduduk kamp Al-Shati, dan jumlah mereka menurut perkiraan Biro Statistik Palestina tahun 1997 sekitar 367.335 orang, dan Gaza saat ini adalah kota Palestina terbesar dari segi kepadatan penduduk.
Dan kota Gaza telah menarik sebagian besar fungsi administratif, aktivitas kebudayaan, komersial, dan industri.
Kota Gaza memiliki dua universitas: Jami'ah Islamiyyah dan Universitas Al-Azhar, ditambah dengan Fakultas Pendidikan dan sebuah cabang dari Universitas Terbuka Al-Quds.
Seperti kota dan desa lainnya di tanah air Palestina, Gaza berpartisipasi dalam semua revolusi, pemogokan, dan demonstrasi yang melanda tanah air sejak tahun 1920-an.
Pada tahun 1956, pasukan Israel menduduki wilayah tersebut dan mundur pada Maret 1957. Setelah kekalahan Arab pada Perang tahun 1967, sektor tersebut sekali lagi diduduki oleh pasukan pendudukan Israel, di mana Gaza memberikan perlawanan sengit selama bertahun-tahun pendudukan yang panjang. Dari kamp-kamp di Gaza, percikan pertama untuk Intifada rakyat berlangsung yang kemudian menyebar ke seluruh tanah air yang diduduki.
Kota Gaza memiliki situs-situs arkeologis termasuk: Tel al-Ajul, Tel al-Taqeid atau Tel al-Sanam, Tel Sihan al-Qaishani dan Khirbet Kufiah, serta Tel al-Hawa, dan lain-lain.
(fb)
مَدِينَةُ غَزَّةُ
"Kota Gaza"
Kota Kan'aan Arab, salah satu kota tertua di dunia, didirikan oleh orang-orang Kan'aan sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi dan mereka menamainya Gaza. Orang Mesir kuno menyebutnya 'Ghazzat' dan orang Persia menyebutnya 'Hazatu',
Adapun orang-orang Arab menamainya 'Gaza Hasyim' sebagai penghormatan kepada 'Hasyim bin Abdil Manaf', kakek dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- yang dimakamkan di sana, dan di masjid yang sekarang ini mengambil namanya.
Gaza adalah kota kuno yang dibangun di atas bukit yang meninggi 45 meter dari permukaan laut. Kota ini dikelilingi oleh tembok besar yang memiliki beberapa pintu dari keempat sisi-sisinya.
Dan kota Gaza, dengan lokasi geografisnya, merupakan penghubung antara Mesir dan Syam, sehingga ia adalah gerbang Asia Selatan dan pintu masuk Afrika ke Asia.
Dan kota Gaza merupakan titik kunci dalam transportasi dan stasiun bagi karavan dagang yang memberinya posisi komersial dan menjadikannya lokasi strategis dan militer.
Kota Gaza telah banyak mengalami konflik dan perang yang terjadi antara orang Mesir kuno, Asyur, Babel, Yunani, dan Romawi.
Kota Gaza adalah ibu kota dari wilayah hukum yang dikenal sebagai 'Distrik Gaza'. Distrik Gaza dibatasi oleh Laut Tengah di sebelah barat, distrik Hebron dan Beersheba di sebelah timur, distrik Ramla di sebelah utara, dan Semenanjung Sinai di sebelah selatan.
Sebelum tragedi Nakba (pengusiran orang Palestina oleh Israel), distrik Gaza mencakup tiga kota: Gaza, Al-Majdal, Khan Yunis, dan (54) desa. Zionis merebut kota Al-Majdal dan (45) desa setelah Nakba tahun 1948, dan yang tersisa dari distrik Gaza hanyalah sebuah pita pantai sempit dengan panjang 40 km dan lebar yang berkisar antara 5-8 km, yang mencakup, selain kota Gaza dan Khan Yunis, (9) desa yaitu: Jabalia, An-Nazla, Beit Hanoun, Beit Lahia, Deir al-Balah, Bani Suhaila, Absan 'besar dan kecil', Khuza'a, dan Rafah, serta termasuk delapan kamp pengungsi.
Dan luas wilayah distrik Gaza sebelum Nakba mencapai 1.111,5 km² dan jumlah penduduknya pada tahun 1922 adalah 69.412 orang dan pada tahun 1945 diperkirakan 137.180 orang. Adapun luas Jalur Gaza, itu mencapai sekitar 365 km², dan jumlah penduduknya menurut perkiraan tahun 1997 adalah sekitar 1.020.813 orang, di antaranya 746.050 adalah pengungsi menurut statistik UNRWA tahun 1997. Sedangkan luas kota Gaza menurut tahun 1945 adalah 160.744 dunam, dan jumlah penduduk kota Gaza pada tahun 1922 adalah 17.436 orang dan pada tahun 1945 diperkirakan 34.170 orang dan pada tahun 1967 mereka mencapai 78.793 orang termasuk penduduk kamp Al-Shati, dan jumlah mereka menurut perkiraan Biro Statistik Palestina tahun 1997 sekitar 367.335 orang, dan Gaza saat ini adalah kota Palestina terbesar dari segi kepadatan penduduk.
Dan kota Gaza telah menarik sebagian besar fungsi administratif, aktivitas kebudayaan, komersial, dan industri.
Kota Gaza memiliki dua universitas: Jami'ah Islamiyyah dan Universitas Al-Azhar, ditambah dengan Fakultas Pendidikan dan sebuah cabang dari Universitas Terbuka Al-Quds.
Seperti kota dan desa lainnya di tanah air Palestina, Gaza berpartisipasi dalam semua revolusi, pemogokan, dan demonstrasi yang melanda tanah air sejak tahun 1920-an.
Pada tahun 1956, pasukan Israel menduduki wilayah tersebut dan mundur pada Maret 1957. Setelah kekalahan Arab pada Perang tahun 1967, sektor tersebut sekali lagi diduduki oleh pasukan pendudukan Israel, di mana Gaza memberikan perlawanan sengit selama bertahun-tahun pendudukan yang panjang. Dari kamp-kamp di Gaza, percikan pertama untuk Intifada rakyat berlangsung yang kemudian menyebar ke seluruh tanah air yang diduduki.
Kota Gaza memiliki situs-situs arkeologis termasuk: Tel al-Ajul, Tel al-Taqeid atau Tel al-Sanam, Tel Sihan al-Qaishani dan Khirbet Kufiah, serta Tel al-Hawa, dan lain-lain.
(fb)
