Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor Sindir Presiden Jokowi Pentingkan Kekuasaan Ketimbang Etik

Daftar Isi
Ketua BEM UGM sebut Presiden Jokowi mengesampingkan etika. (Instagram: @gielbranmnoor,@jokowi)

[KONTENISLAM.COM]  Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor banyak mendapat sorotan dalam beberapa waktu belakangan.

Gielbran Muhammad Noor aktif dalam menyuarakan kritikan terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menjelang Pilpres 2024, banyak pihak yang melontarkan kritik terhadap Presiden Jokowi di akhir masa kepemimpinannya.

Terlebih lagi usai Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi maju sebagai Bakal Cawapres pendamping Prabowo Subianto, disaat ayahnya masih aktif menjabat.

Isu soal dinasti politik semakin kencang berhembus, sebab Presiden Jokowi dinilai melakukan pembiaran atas pencalonan Gibran Rakabuming.

Gielbran Muhammad selaku akademisi yang juga Ketua BEM UGM, menyampaikan kritikan atas rekam jejak kepemimpinan Presiden Indonesia ke 7 itu.
 
Selaku mahasiswa pemilik almamater yang sama dengan Presiden Jokowi, Gielbran Muhammad menilai bahwa beliau memiliki keinginan besar untuk berkuasa.

“Sangat menarik ketika kita membahas dinasti politik terutama dalam konteks Jokowi. Kalau kita ingin membedah pola pikir seseorang kita harus tau backgroundnya seperti apa. Jokowi adalah seorang Jawa tulen. Beberapa hari yang lalu diriku sempat menamatkan buku, menamatkan esai yang ditulis Ben Anderson. Beliau membahas soal falsafah kekuasaan Jawa. Mengingat Jokowi adalah seorang Jawa tulen,” ujar Gielbran Muhammad menjelaskan latar belakang Presiden Jokowi, dilansir dari akun X @ekowboy2 pada 9 Desember 2023.

Dalam kritikan yang disampaikannya melalui forum diskusi di bundaran UGM itu, Gielbran Muhammad menyoroti soal gaya kepemimpinan Presiden Jokowi.

Ketua BEM UGM itu kemudian mengaitkannya dengan buku yang ditulis oleh Ben Anderson.

Menurutnya, gaya kepemimpinan Presiden Jokowi menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan kekuasaan ketimbang etika.

“Dalam falasafah kepemimpinan Jawa nomor satu itu adalah kekuasaan, dan kedua adalah etik. Sehingga hal yang sangat bisa dipahami dalam konteks politik Jawa ketika Jokowi mementingkan kekuasaannya daripada etik, karena dalam politik Jawa nomor satu itu kekuasaan,” sambung Ketua BEM UGM periode 2023 itu.
 
Gielbran Muhammad juga menyinggung soal isu 3 periode yang sempat berhembus, sebelum istilah dinasti politik muncul.

Ketua BEM UGM itu menilai bahwa berbagai isu yang disematkan terhadap Presiden Jokowi, sudah menunjukkan bahwa ia merupakan sosok pemimpin yang mementingkan kekuasaan.

“Sehingga di awal tahun 2023 kemarin kan ada isu 3 periode, kan itu isu yang benar-benar berhembus dari istana,” ujar Gielbran Muhammad.

Dalam kritikan yang disampaikan Ketua BEM UGM itu, Gielbran Muhammad menilai gaya kepemimpinan Presiden Jokowi terkesan haus kekuasaan.
 
Sumber: Kilat

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close