Peran Ganda Surya Paloh yang Mungkin Terjadi dalam Pertemuan dengan Megawati

Daftar Isi


KONTENISLAM.COM
Wacana pengajuan hak angket di DPR RI untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024 nampaknya menjadi salah satu jembatan yang merekatkan hubungan antara kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan kubu paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Melalui para sekretaris jenderalnya, tiga partai politik (parpol) di Koalisi Perubahan, yaitu Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan siap mendukung penggunaan hak tersebut di parlemen.

Namun, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid menggarisbawahi, langkah itu hanya akan ditempuh menunggu langkah konkret PDI-P dalam sidang paripurna DPR RI setelah masa reses berakhir pada 7 Maret 2024.

Baginya, pernyataan Ganjar yang mengusulkan hak angket belum bisa dianggap langkah politik yang nyata dari PDI-P.

“Ini ramainya di luaran, bukan di parlemen. Ngapain kita sibuk di luaran?” ujar Hasanuddin di Nasdem Tower, Menteng, Gondangdia, Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Sementara itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan hal serupa. Bola panas pengajuan hak angket ada di tangan PDI-P.

Di sisi lain, ia mengaku selalu membuka diri untuk bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Bahkan, Surya menekankan bahwa pertemuan itu cukup penting untuk sebagian masyarakat.

“Bertemu dengan Mbak Mega itu barangkali bisa tanya sama Mbak Mega, kalau dari saya beberapa kali saya katakan, bahwasanya komunikasi antara saya dan Mbak Mega itu komunikasi yang amat sangat dibutuhkan,” ujar Surya Paloh di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

“Sebagian besar masyarakat yang menginginkan bagaimana kita bisa duduk bersama untuk melihat masa depan bangsa ini,” kata dia. 

Meski begitu, Surya menampik bahwa dukungan parpol Koalisi Perubahan pada hak angket ditentukan dari pertemuannya dengan Megawati.

Di sisi lain, langkah Surya sempat menjadi sorotan ketika empat hari setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (18/2/2024).

Sebab, meski tak pernah mendeklarasikan dukungannya secara langsung, Jokowi dinilai memiliki kedekatan pada capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Sementara itu, hubungan Jokowi dengan PDI-P dan Megawati kian memburuk jelang Pilpres 2024 lalu.

Sejumlah elite partai banteng kerap menyampaikan narasi kritis pada mantan Wali Kota Solo itu.

Bahkan, Ganjar sempat menyatakan bahwa dukungan Jokowi semakin jelas setelah makan bakso bersama Prabowo di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 2024.

“Saya kira itu simbol yang makin meyakinkan dukungan Pak Jokowi ke mana, dan buat kami makin bagus apalagi kalau ada statement terbuka sehingga nanti tidak ada intepretasi lain dan kami sangat menghormati itu," kata Ganjar.

Lantas, benarkah keinginan Surya ingin menemui Megawati sekadar terkait dengan kepentingan pengajuan hak angket?

Bawa kepentingan istana

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, langkah Surya ingin menemui Megawati bisa ditafsirkan dalam dua hal.

Pertama, pertemuan keduanya tak bisa lepas dari kepentingan pengajuan hak angket yang tengah menjadi perbincangan publik hari ini. 

Namun, Adi juga melihat bahwa Surya sangat mungkin membawa misi lain dalam pertemuan itu, yaitu sebagai jembatan komunikasi antara Jokowi dan Megawati.

“Bisa juga dimaknai bahwa ini adalah bahasa komunikasi politik Istana, Jokowi untuk bertemu dan bersilaturahmi politik dengan PDI-P. Kan dulu misalnya Jokowi dinilai ingin bertemu dengan Mega melalui Sultan (Hamengku Buwono X),” kata dia.

“Mungkin juga bahasa-bahasa politik yang disampaikan bagaimana Istana ingin membangun komunikasi dengan PDI-P juga bisa melalui Nasdem,” ujar dia.

Ia menganggap, peluang itu cukup terbuka karena pertemuan Surya dan Jokowi tak mungkin hanya untuk kepentingan salah satu pihak.

Adi melihat, Surya bisa saja berkomunikasi dengan Jokowi untuk membuka jalan Partai Nasdem bergabung dengan pemerintahan 2024-2029.

Namun, Jokowi juga ingin Surya membawakan pesannya untuk Megawati.

Meskipun, kata dia, hubungan mutualisme Surya dan Jokowi itu tak disampaikan secara langsung dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta.

“Di antara sekian banyak isu, menurut saya ada clue dari pertemuan itu, yang mungkin, salah satunya soal kemungkinan bagaimana Istana ingin membangun jembatan pengertian dengan merah (PDI-P),” papar dia.

Adi menuturkan bahwa misi Surya sebagai pembuka jalan istana dengan PDI-P dan Megawati itu sangat mungkin terjadi karena Jokowi nampak ingin melakukan soft landing dalam pemerintahannya nanti.

Oleh karena itu, penting untuk Jokowi kembali merangkul pihak-pihak yang berseberangan dengannya dalam Pilpres 2024, termasuk PDI-P yang sampai saat ini masih menjadi parpolnya.

“Karena kelihatannya Jokowi ini kan di akhir masa jabatan politiknya ingin berdamai dengan semua kelompok-kelompok kepentingan politik,” kata dia.
SumberKompas

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close