Marasmus: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatannya
Table of Contents

KONTENISLAM.COM - Marasmus adalah jenis malnutrisi parah yang ditandai dengan kekurangan makronutrien, khususnya protein. Siapa saja bisa menderita marasmus, baik anak maupun orang dewasa. Namun keadaan ini paling sering menyerang anak-anak terutama di negara berkembang.
Dilansir laman Cleveland Clinic, kondisi kekurangan nutrisi penting seperti ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Penderitanya tidak mampu mempertahankan fungsi tubuh normal. Sehingga tubuh akan sulit menumbuhkan sel baru untuk melawan penyakit. Karena itu, gangguan kesehatan lain bisa timbul akibat marasmus.
Marasmus umumnya terjadi di sejumlah negara karena masyarakatnya tidak memiliki cukup makanan. Sementara di negara maju, kondisi ini dapat terjadi akibat karena kelainan makan anoreksia nervosa.
Penyebab Marasmus
Kondisi marasmus dapat disebabkan oleh sejumlah hal umum, seperti:
Kemiskinan
Tidak memiliki makanan
Anoreksia
Infeksi yang menyebabkan diare kronis
AIDS
Makan terlalu sedikit
Konsumsi nutrisi yang salah atau terlalu banyak sehingga nutrisi lain tidak tercukupi.
Pada anak, marasmus dapat disebabkan pula karena pemberian ASI yang tidak memadai dan penelantaran anak.
Orang dewasa, terutama lanjut usia, bisa menderita malnutrisi ini karena penyakit demensia yang dialami. Orang tua yang diabaikan dan tidak diurus anak atau walinya sehingga tidak makan dalam waktu lama juga dapat terkena marasmus.
Gejala Marasmus
Orang yang menderita marasmus, biasanya memiliki ciri-ciri eksternal yang dapat terlihat, antara lain:
Adanya pengecilan lemak dan otot
Kerangka tubuh menonjol
Kepala lebih besar dari tubuh
Wajah bisa tampak tua dan keriput
Kulit kering dan kendur (atrofi kulit)
Rambut kering dan rontok
Fontanel yang cekung pada anak
Lesu dan lemah karena kekurangan energi
Pusing terus-menerus
Penurunan berat badan lebih dari 40%
Nilai BMI di bawah 16.
Komplikasi Marasmus
Kondisi marasmus dapat menimbulkan sejumlah komplikasi jika tidak ditangani segera, meliputi:
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Tekanan darah rendah
Detak jantung lambat
Suhu tubuh rendah
Pertumbuhan terhambat pada anak
Keterlambatan perkembangan pada anak
Anemia
Osteomalacia atau kondisi tulang menjadi lunak pada orang dewasa
Rakitis atau melemahnya kondisi tulang pada anak
Diare
Campak
Infeksi pernapasan
Hipotensi
Hipotermia.
Pengobatan Marasmus
Marasmus termasuk kondisi yang dapat mengancam nyawa. Jika gejalanya muncul, pengobatan perlu segera dilakukan.
Penderita marasmus idealnya harus dirawat di rumah sakit, di mana dalam pengawasan medis yang ketat. Berikut tahap pengobatan marasmus:
1. Stabilisasi
Pengobatan marasmus pertama-tama mesti difokuskan pada penanganan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta defisiensi mikronutrien. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan tubuh penderita agar cukup stabil saat menerima makanan kembali.
Umumnya kondisi-kondisi tersebut ditangani dengan memberikan larutan secara oral maupun selang nasogastrik. Infeksi serta kondisi lain yang mungkin dialami juga perlu diobati terlebih dahulu.
Tahap ini bisa membutuhkan waktu sampai berhari-hari, tergantung individunya.
2. Rehabilitas Nutrisi
Selanjutnya, tahap pemberian makan kembali. Ini dilakukan secara perlahan, dimulai dari makanan yang formulanya cair tapi tetap mengandung karbohidrat, protein, serta lemak.
Kalori yang diberikan sekitar 70 persen dari angka normal yang direkomendasikan untuk usia seseorang. Kalori juga mungkin ditingkatkan pada anak-anak yang mengalami stunting.
Pada tahap ini, penderita marasmus bisa beralih dari makanan cair ke makanan padat jika sudah cukup mampu.
3. Tindak Lanjut
Marasmus dapat kambuh kembali. Karena itu, pengobatan lengkap termasuk edukasi dan informasi yang cukup mengenai kondisi malnutrisi ini perlu diberikan sebelum penderitanya dipulangkan.
Cara ini bisa seperti pedoman makanan dan minuman yang aman dikonsumsi, edukasi pencegahan penyebaran penyakit, hingga pengetahuan tentang tanda-tanda malnutrisi.
Nah, itu dia penjelasan seputar marasmus, kondisi malnutrisi parah yang ditandai dengan kekurangan makronutrien, khususnya protein.
sumber: detik