Taiwan Ingin Merobohkan 760 Patung Chiang Kai-shek, Siapakah Sosok Ini?

Daftar Isi

KONTENISLAM.COM - Ketika Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan bersiap untuk masa jabatan ketiga yang bersejarah, kampanye untuk merobohkan patung mantan pemimpin China Chiang Kai-shek kembali menjadi sorotan. 

Tak hanya satu tetapi ada 760 patung. Siapakah sebenarnya Chiang Kai-shek?

William Lai dari DPP yang berhaluan kemerdekaan akan dilantik sebagai presiden berikutnya pada 20 Mei 2024. 

Baru-baru ini, anggota parlemen dari partainya telah menekan pemerintah untuk mempercepat pembersihan apa yang mereka anggap sebagai simbol otoritarianisme terkait dengan partai oposisi Kuomintang (KMT) yang bersahabat dengan Beijing. 

Pemerintah telah berjanji untuk mempercepat pemindahan 760 patung Chiang yang masih ada di ruang publik.

Siapakah Chiang Kai-shek?
Chiang Kai-shek adalah seorang pemimpin politik dan militer Tiongkok abad ke-20. 

Dalam Bahasa Mandarin dia dikenal sebagai Jiang Jieshi atau Jiang Zhongzheng. Chiang adalah seorang anggota berpengaruh di Partai Kuomintang, atau Partai Nasionalis.

 Ia juga merupakan sekutu dekat Sun Yat-sen, pemimpin kunci revolusi China dan diakui secara luas sebagai Bapak Negara Tiongkok Modern.

Chiang menjadi Komandan Akademi Militer Whampoa milik partai Kuomintang, dan menggantikan Sun menjadi pemimpin KMT ketika Sun meninggal pada tahun 1925. 

Pada tahun 1926, Chiang memimpin Ekspedisi Utara dalam misi penyatuan negara, serta menjadi pemimpin penting di China. 

Dia menjabat sebagai Ketua Dewan Militer Nasional pemerintahan Nasionalis Republik Tiongkok pada tahun 1928-1948. Chiang memimpin dalam Perang China-Jepang Kedua. 

Pada saat itu kekuasaan pemerintah Nasionalis sangat lemah, ia semakin menonjol. Tidak seperti Sun Yat-sen, Chiang Kai-shek secara sosial berpaham konservatif. 

Ia mempromosikan budaya tradisional Tionghoa melalui Gerakan Hidup Baru dan menolak demokrasi Barat. 

Dia pun menolak sosialisme demokratis nasionalis yang didukung oleh Sun Yat Sen dan beberapa anggota menuju terbentuknya pemerintahan otoriter nasionalis.

Ia menjadi pemimpin Republik Tiongkok pada tahun 1928 dan, pada tahun yang sama, memimpin penindasan terhadap Partai Komunis di negaranya. 

Ketika perang saudara pecah antara KMT dan Komunis pada 1946, Komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat China. Chiang dan pasukan KMT yang tersisa melarikan diri ke pulau Taiwan. 

Di sana, Chiang mendirikan pemerintahan di pengasingan. Dia memerintah pulau itu selama beberapa dekade di bawah darurat militer.

Pemerintahannya diakui oleh banyak negara sebagai pemerintahan sah China, dan Taiwan menguasai kursi China di PBB hingga Chiang meninggal pada tahun 1975.

Meskipun ia dipuji oleh beberapa orang atas upayanya melawan Komunis, ia juga dianggap sebagai seorang lalim yang memenjarakan dan membunuh lawannya selama masa teror. 

Patung Chiang didirikan di seluruh Taiwan dalam upaya menumbuhkan kesetiaan kepada pemerintahnya dan rasa identitas nasional di antara penduduk setempat. Dulu ada ribuan patung dirinya di seluruh Taiwan. 

Pada tahun 1987, ketika darurat militer dicabut, ada sekitar 4.500 patung. Namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mereka menurun menjadi kurang dari 800.

Pemerintah Taiwan mulai memindahkan patung-patung itu pada awal tahun 2000. Beberapa patung berdiri di taman yang mengelilingi mausoleumnya di kota Taoyuan, yang terletak di utara pulau. 

Taman ini menarik wisatawan dan telah menjadi tempat ziarah bagi pengagum Chiang seiring berjalannya waktu.

Apa Alasan Menghilangkan Patungnya?
DPP tidak menganggap Taiwan sebagai bagian dari China. Mengutip Channel News Asia (CNA), ketika partai tersebut memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2000, partai tersebut meluncurkan serangkaian reformasi pendidikan untuk menghapus sejarah China dari buku pelajaran sekolah menengah. 


DPP menganggap Chiang adalah seorang diktator dan rezimnya adalah rezim asing. Mereka meyakini patung-patungnya tidak boleh ditampilkan di depan umum karena mewakili simbol kediktatoran dan otoritarianisme. Apalagi di bawah kepemimpinan Chiang, tidak ada kebebasan berpendapat. 

Masyarakat Taiwan masih ingat pada 1947 terjadi penangkapan seorang penjual rokok di Taipei yang menyebabkan protes besar-besaran penduduk asli Taiwan terhadap pemerintah Chiang. 

Setelah protes tersebut, ribuan orang, termasuk mahasiswa, pengacara dan dokter, dieksekusi. Diperkirakan sebanyak 28.000 orang kehilangan nyawa dalam kekacauan tersebut. 

Selama tahun-tahun berikutnya periode “Teror Putih”, pemerintahan Chiang memerintah Taiwan berdasarkan darurat militer, yang baru berakhir pada pertengahan tahun 1980an. 

Pada tahun 2018, DPP membentuk komite keadilan transisi untuk menyelidiki pemerintahan Chiang. Di antara rekomendasinya adalah menghapus patung Chiang dari ruang publik.

Namun, ada beberapa faksi yang berpendapat bahwa sejarah harus dilestarikan sebagaimana adanya, kata Dr Lim Tai Wei, peneliti senior di Institut Asia Timur di Universitas Nasional Singapura.

Yang lain juga percaya bahwa mengingat pendirian akademi militer yang dilakukan Chiang, partisipasinya dalam perang perlawanan melawan musuh eksternal, dan perannya dalam membangun Taiwan modern, telah menempatkan sosok ini dalam sejarah, kata Dr Lim kepada East Asia Tonight di CNA. 

Beberapa orang Taiwan yang dihubungi CNA mengatakan bahwa patung tersebut tidak perlu dirobohkan karena Chiang adalah bagian dari sejarah pulau tersebut. 

“Pemerintah yang berkuasa tidak boleh mencoba menghapus sejarah,” kata seorang warga. 

Dr Lim mengatakan bahwa menyikapi sejarah seperti yang dilakukan Taiwan adalah bagian dari tren global. 

Fraksi yang berbeda dengan pandangan dan pendapat yang berbeda harus melakukan dialog terbuka sebelum melakukan perubahan apa pun, tambahnya.

Mengenai apa yang harus dilakukan terhadap pelestarian warisan budaya di Taiwan, keputusan akhir ada di tangan masyarakat Taiwan, katanya. 

“Hal ini juga berkaitan dengan pelestarian warisan budaya dan kurasi peristiwa-peristiwa penting di masa lalu yang memiliki nilai sejarah penting bagi generasi masa depan masyarakat Taiwan,” tambahnya.

Sumber:Inilah

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close