PDIP dan PKS Bertemu Bahas Koalisi Pilkada, FX Rudy: Jangan Sampai Solo Dikuasai Kapitalis
Daftar Isi
Sebelumnya, DPD PKS Solo lebih dulu mendatangi para pengurus DPC PDIP Solo di Pucang Sawit, Jebres pada Selasa, 28 Mei 2024. Kali ini, giliran pengurus DPC PDIP Solo yang menyambangi kantor DPD PKS Solo di Kerten, Laweyan.
Bertandang ke kantor DPD PKS Solo, DPC PDIP Solo dipimpin langsung oleh ketuanya, FX Hadi Rudyatmo. Rudy, sapaan karibnya, hadir mengenakan beskap warna hitam lengkap dengan blangkon. Saat memberikan sambutannya, dia mengawali dengan permintaan maaf karena baru bisa hadir di kantor DPD PKS Solo lebih dari pukul 21.00 WIB. Padahal rencana semula pertemuan akan dimulai pukul 19.00 WIB.
Dia menjelaskan harus menghadiri acara hajatan di tiga tempat karena didapuk sebagai atur pambagyaharja atau mewakili tuan rumah penyelenggara acara untuk menyambut para tamu. "Saya diminta atur pambagyaharja di tiga tempat. Kebetulan, di sana jam 21.00 baru atur pambagyaharja. Saya kalau ada warga yang meminta saya atur pambagyaharja, saya nggak bisa (menolak)," ungkap Rudy.
Rudy menyebut pertemuan Jumat malam itu sebagai langkah PDIP Solo membangun komunikasi positif dengan PKS. Sebab menurut Rudy, komunikasi menjadi kunci penting. Dia memastikan komunikasi itu tidak hanya dijalin dengan PKS tapi juga partai-partai lain di parlemen. "Bukan kunjungan balasan ya? Ini membangun komunikasi yang positif," ujar Rudy.
Soal peluang duet dengan PKS, Rudy mengatakan penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di tingkat DPC PDIP Solo telah ditutup. Berkas pendaftaran telah dikirim ke DPP. Namun, jika dari PKS ingin mengajukan bakal calon mereka, Rudy mengatakan bisa mendaftar melalui DPP PDIP.
"Sebab kami di DPC hanya menerima tugas untuk membuka pendaftaran untuk penjaringan bakal calon dan untuk DPC sudah ditutup sehingga jika memang ingin mendaftarkan bakal calonnya bisa melalui DPP," katanya.
Rudy mengatakan dengan perolehan 20 kursi di DPRD Kota Solo, PDIP sudah bisa mengusung sendiri calon wali kota dan wakil wali kota untuk Pilkada 2024. Meski begitu, dia tetap membuka luas pintu kerja sama untuk PKS. Menurut diam kerja sama juga tidak sebatas harus di eksekutif atau legislatif saja melainkan menjadi upaya bersama untuk menyejahterakan rakyat Kota Solo.
Diketahui, PDIP dan PKS pernah bekerja sama pada Pilkada Solo 2010 dengan pasangan calon saat itu Joko Widodo-Rudy. Hasilnya, pasangan calon yang diusung PDIP dan didukung PKS itu menang dengan perolehan suara 90,09 persen.
"Yang penting bapak-ibu, calon terpilih jangan sampai Solo ini dikuasai oleh kapitalis. Kalau dikuasai kapitalis, seng neng ngisor dewe kui rekoso," ucap Rudy.
Ketua DPD PKS Solo, Daryono mengaku tersanjung dengan kedatangan PDIP di kantor DPDF PKS Solo tadi malam. Dia berharap komunikasi dengan PDIP Solo bisa berlanjut ke langkah berikutnya demi kebaikan di Kota Solo. Namun, ia juga menunggu arahan dari DPP PKS terkait koalisi di Pilkada Solo tersebut.
"Nanti kami komunikasikan. Semua hal yang ada ditingkat daerah kita komunikasikan sebaik-baiknya, lalu kita jalin komunikasi dengan DPP. Walaupun di PKS budayanya di daerah diberi keleluasaan, tapi tetap kita minta persetujuan ke DPP," kata Daryono.
Disinggung soal peluang kader PKS mendaftar Pilkada Solo lewat DPP PDIP, Daryono belum menjawabnya. Menurut dia, yang paling penting peluang kerja sama antara PDIP dan PKS masih terbuka.
"Saya belum bisa menjawab sekarang perihal pendaftaran itu. Prinsipnya peluang untuk kerja sama itu masih terbuka," ucapnya.
PKS sebelumnya telah menjaring 14 nama di bursa Pilkada Solo 2024, 7 orang merupakan kader PKS dan 7 orang dari eksternal partai. Daryono mengatakan, pihaknya tidak memaksakan jika tidak ada kadernya yang terjun ke Pilwalkot Solo mendatang.
"Kita menyesuaikan hasil komunikasi selanjutnya. Kalau di PKS kami ingin punya kader yang maju, tapi kita tidak memaksakan seperti itu," kata dia.
Sumber: tempo